Senin, 31 Oktober 2011

"Sepucuk SURAT untuk ANAKKU LANANG"

Ini surat dari ibu yang tersayat hatinya. Linangan air mata bertetesan deras menyertai tersusunnya tulisan ini. Aku lihat engkau lelaki yang gagah lagi matang. Bacalah surat ini. Dan kau boleh merobek-robeknya setelah itu, seperti saat engkau meremukkan kalbuku sebelumnya. 
Sejak dokter mengabari tentang kehamilan, aku berbahagia. Ibu-ibu sangat memahami makna ini dengan baik. Awal kegembiraan dan sekaligus perubahan psikis dan fisik. Sembilan bulan aku mengandungmu. Seluruh aktivitas aku jalani dengan susah payah karena kandunganku. Meski begitu, tidak mengurangi kebahagiaanku. Kesengsaraan yang tiada hentinya, bahkan kematian kulihat didepan mataku saat aku melahirkanmu. Jeritan tangismu meneteskan air mata kegembiraan kami. 

Kamis, 27 Oktober 2011

"SURAT dari IBU"


                          Pergi ke dunia luas, anakku sayang....
                                     Pergi ke hidup bebas!
                            Selama angin masih angin buritan
                     Dan matahari pagi menyinar daun-daunan
                              Dalam rimba dan padang hijau

"DOA SEDERHANA UNTUKMU AYAH & ibu"

 
Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka.......

"MIMPI 'TUK YANG TERSAYANG"

 

   Mama..., semalam ku bermimpi akan dirimu
        Dengan keteduhan kau pandang diriku
Dengan kecintaan kau pancarkan senyum kasihmu
              Diparasmu terlintas kesedihan, 
    seolah kau memahami tentang kesendirianku
             Dilamunanmu tersirat keiba'an, 
   seolah kau mengerti saat-saat kegusaranku

              

Rabu, 26 Oktober 2011

“duh...SEANDAINYA AKU MENJADI….”


“Aku capek…aku ingin seperti kalian, para ibu rumahtangga sejati yang bisa nganterin anak-anaknya ke sekolah setiap hari, nungguin mereka di sekolah, njemput mereka, nganterin les dan selalu bersama mereka setiap saat.  Pokoknya bisa memantau perkembangan mereka, melihat kebisaan-kebisaan yang mereka lakukuan dari hari ke hari…. Ah..alangkah nikmatnya.”

“Tidak seperti aku saat ini, yang harus bangun jauh sebelum subuh, tergopoh-gopoh menyiapkan segala sesuatu, pagi buta berangkat ke kantor dengan terburu-buru, sesampainya di kantor masih dipusingkan dengan berjibunnya pekerjaan yang gak habis-habis, pulang ke rumah di saat matahari sudah terbenam, eh masih harus mengerjakan aneka pekerjaan layaknya PRT, karena aku tak mampu menggaji seorang asisten tuk meringankan pekerjaan domestikku. Mana sempet nemenin anak-anak bikin PR dan maen bersama, karena aku pulang di saat mereka sudah terlelap dan berangkat di saat mereka masih dibuai mimpi.  Ketemu anak-anak hanya sabtu-minggu, itu juga kalo sabtu aku gak dapet jatah masuk… Duh…SEANDAINYA AKU MENJADI….”
   

Selasa, 11 Oktober 2011

"IBUMU...IBUMU...IBUMU..."

Tidak seorang pun yang mengingkari, keutamaan seorang Ibu, karena dari rahim merekalah tumbuh seorang anak manusia, dengan melalui suatu proses sejak mengandung sampai melahirkan.  

Adalah Ibu yang menjadi titik tumpuan, yang merasakan lelah, sakit dan tidak nyaman, begitupun dalam melahirkan, sakitnya tidak akan pernah bisa di rasakan oleh kaum pria, dilanjutkan dengan proses nifas dan menyusui.


Dengan tabah, sabar serta penuh kasih sayang, sang anak dibelai, dicium, disayang, dipeluk dan dilindungi dengan penuh ke ikhlasan, agar kelak anaknya tumbuh sehat, cerdas, pintar dan sholeh. Maka patutlah jika seorang ibu yang paling besar haknya terhadap anak.

Sabtu, 08 Oktober 2011

"Saat Seorang Suami diridhoi Mengganti Istrinya"


Bapaknya para Nabi, Nabi Ibrahim as, memandang bahwa ridhanya seorang istri dengan kehidupannya bersama suaminya dan bersyukur kepadaNya merupakan syarat kelanggengan perkawinan dan ketidakpuasan istri terhadap kehidupan bersama suami serta tidak bersyukur kepadaNya, menjadi penyebab kehancuran perkawinan, karena wanita seperti itu tidak layak menjadi seorang istri.

Maka hadits ini bercerita tentang Nabi Ibrahim as, dalam kitab shahih bukhari:


Ibrahim as datang untuk menemui Ismail as, setelah dia menikah untuk memeriksa peninggalannya, beliau tidak menemui Ismail as, tetapi hanya bertemu menantunya, maka beliaupun bertanya kepada menantunyanya dan sang menantu menjawab: "Ia keluar untuk mencari penghidupan bagi kami."

Kemudian nabi Ibrahim bertanya kepada menantunya tentang kehidupan dan keadaan mereka, menantunya menjawab "kami berada dalam keadaan yang amat buruk, kami hidup dalam kesempitan dan kesusahan", kemudian dia mengeluh kepadanya.

Nabi Ibrahim berkata "Jika suamimu datang maka sampaikanlah salamku kepadanya, kemudian katakanlah kepadanya hendaknya dia mengganti ambang pintu nya."

Takala Nabi Ismail as datang dia merasakan ada sesuatu, maka dia bertanya, "Apakah ada yang mendatangimu?" Istrinya menjawab "Ya, ada orang tua yang bercirikan seperti ini mendatangi kita, dia menanyakanmu, maka aku beritahukan. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita, maka aku beritahukan bahwa aku berada dalam kesulitan dan kesusahan"

Ismail bertanya lagi "Apakah dia berpesan sesuatu kepadamu?" Istrinya  menjawab "Ya, dia menyampaikan salam padamu  dan berkata gantilah ambang pintumu!"

Ismail as berkata, "Itu Ayahku, dia telah memerintahkanku, untuk menceraikan mu, maka kembalilah engkau pada keluargamu".  Lalu dia menceraikan istrinya dan menikahi wanita lain.

Nabi Ibrahim hidup jauh dari mereka dan sesuai dengan kehendak Allah, pada kesempatan lain beliau kembali mengunjungi Ismail dan kali inipun beliau juga tidak menjumpai anaknya. Maka dia menemui menantunya dan bertanya kepada menantunya itu, yang dijawab "Ia keluar utk mencari penghidupan untuk kami"

Beliau bertanya kembali "Bagaimana keadaan kalian?" Beliau menanyakan kehidupan dan keadaan mereka, maka menantunya menjawab, "Kami berada dalam kesenangan dan kebahagian dan kami mensyukuri ni'mat Allah" 

Nabi Ibrahim bertanya kembali, "Apa makanan kalian?", menantunya menjawab "Daging". Lalu dia bertanya kembali "Apa minuman kalian?" Ia menjawab "Air".  Beliau berkata "Ya Allah berkahilah daging dan air mereka".

Nabi Muhammad bersabda ketika itu mereka tidak mempunyai gandum, kalau ada niscaya beliau mendoakan kepada mereka.  

Nabi Ibrahim berkata, "Jika suamimu datang maka sampaikanlah salamku kepadanya dan perintahkan dia untuk mempertahankan ambang pintunya".

Maka takala Ismail as datang, dia bertanya kepada istrinya "Apakah ada yang mengunjungimu?", "Ya, seorang tua yang bagus rupanya dan dia memujinya, lalu dia menanyakanmu, maka aku beritahukan dan dia menanyakanku bagaimana kehidupan kita, maka aku beritahukan aku dalam keadaan baik"

Ismail bertanya, "Apakah dia berpesan sesuatu kepadamu?" Istrinya menjawab "Ya, dia mengirimkan salam kepadamu dan memerintahkanmu mempertahankan ambang pintumu".

Ismail as berkata, "Itu Ayahku dan engkaulah ambang pintunya, dia memerintahkan untuk mempertahankan mu"

(HR Bukhari)...

voa-islam.com Headline Animator